Launching tahapan Pilkada oleh KPU Mamasa (Foto: Kedi Liston Parangka/ Fms) |
MAMASA, metrosulbar.COM– Launching tahapan Pilkada Mamasa tahun 2018, Sabtu (28/10) diwarnai pernyataan kontroversi yang dilontarkan Komisioner KPU Mamasa, Yusuf Mardianto mengenai target partisipasi pemilih yang ingin dicapai.
“Target partisipasi pemilih dalam Pilkada Mamasa ditargetkan diangka 75 persen,” jawabnya saat ditanya oleh pembawa acara diatas panggung usai lounching resmi tahapan Pilkada Mamasa.
Sontak pernyataan komisioner tersebut mengagetkan seluruh hadirin yang ada di ruangan. Pernyataan tersebut dinilai melemahkan upaya maksimal penyelenggaraan pesta demokrasi di Mamasa yang saat ini terus digalakkan dan dikampanyekan.
Politisi partai Demokrat, Yohanes Buntulangi yang hadir dalam acara tersebut mengatakan penyataan komisioner tersebut merupakan pernyataan yang tidak optimis. “Kita berharap partisipasi pemilih kalau boleh 100 persen,” katanya usai kegiatan.
Ia juga menuturkan dengan dukungan anggaran pemerintah daerah ke KPU Mamasa yang sangat maksimal diharapkan kerja KPU juga maksimal dilapangan.
Senada dengan itu, legislator partai Hanura, David Bambalayuk menyampaikan pernyataan target partisipasi pemilih yang hanya 75 persen merupakan kemunduran proses demokrasi. “Inikan hak masyarakat untuk menentukan pilihan demi masa depan Mamasa,” ucapnya.
Dengan anggaran penyelenggaraan Pilkada yang cukup besar, Ia mengatakan seharusnya tak boleh ada satupun warga Mamasa yang tidak menggunakan hak pilihnya. “Harusnya partisipasi pemilih kita 100 persen, namun dengan pernyataan tersebut berarti kerja KPU Mamasa tidak maksimal,” katanya.
Ia berharap dengan waktu yang ada hingga pemilihan 2018 mendatang agar KPU Mamasa dapat bekerja lebih baik lagi.
Menanggapi pernyataan komisioner tersebut, Ketua KPU Mamasa, Suriani T Dellumaja membeberkan hal itu merupakan target nasional. “Inikan data pemilih kita masih terus benahi, kita berharap target Pilkada di Mamasa berada diatas angka tersebut,” bebernya.
Ia menjelaskan hasil pemilihan di Mamasa pernah berada di angka maksimal 82 persen yakni pada saat pemilihan legislatif tahun 2009. “Pilkada Mamasa tahun 2013 kita capai angka 70 persen, jadi target 75 persen itu masih rasional,” jelasnya.
Ia berharap agar setiap pemilihan itu berlamgsung dengan sekses, namun kendala data pemilih kadang jadi penghambat. “Kita tidak berani semua pengguna hak pilih di Mamasa bisa ikut menggunakan hak pilih karena e-KTPnya yang belum ada,” harapnya.
Suriani menambahkan KPU Mamasa tetap optimis dapat memaksimalkan partisipasi pemilih, sehingga Ia meminta partisipasi aktif seluruh masyakat sangat diharapkan utamanya untuk mendorong keterlibatan seluruh pengguna hak pilih dalam menggunakan hak pilihnya.
Labora Tandipuang, Asisten I Sekretariat Daerah Mamasa yang diminta tanggapannya terkait target partisipasi pemilih oleh KPU Mamasa mengungkapkan untuk menyukseskan Pilkada kesadaran demokrasi masyarakat sangatlah penting. “Kualitas pemimpin yang dilahirkan ditentukan oleh kualitas demokrasi itu sendiri. Hal itu juga ditentukan oleh tingkat partisipasi pemilih,” ungkapnya.
Ia lanjut menuturkan target partisipasi yang 75 persen merupakan versi KPU Mamasa dengan membandingkan data yang mereka (KPU Mamasa, red) miliki. “Saya tidak mau masuk ke ranah mereka, namun pemerintah senantiasi mendorong agar masyarakat selalu sadar untuk datang ke TPS memberikam hak pilihnya dengan memberikan pendidikan politik yang baik,” lanjutnya.
Ia menambahkan target KPU Mamasa itu dinilai sudah maksimal, meskipun kita berharap dapat melampaui angka 75 persen tersebut. (klp/har)