Kegiatan literasi di Tabolang Mamuju Tengah (Foto: Jamal Tanniewa/ Fms) |
MATENG, metrosulbar.COM– Warga pelosok Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mateng, khususnya anak-anak, mulai menggemari baca buku.
Aktivitas tersebut mulai membudaya setelah Pustaka Alam Tangkou Desa Tabolang, rutin membuka lapak baca. Sejak empat bulan lalu, penggiat gerakan literasi ini aktif menyambangi pelosok desa setiap Sabtu. “Sasaran utama kami daerah pesisir dan pelosok serta sekolah-sekolah di wilayah Tabolang,” jelas ketua sadar wisata Tabolang Rahmin Mahrul.
Setiap Minggu Pustaka Alam Tangkou melaksanakan kegiatan belajar mengajar sambil bermain. Hari lain, lapak baca tetap buka 24 jam.
Namun malam hari dipadukan literasi digital. Terkadang waktu malam dimanfaatkan memutar film edukasi menggunakan proyektor. Itu dilakukan sebagai pengenalan manfaat dan tujuan gerakan literasi.
“Sasarannya orang tua, pemuda dan anak-anak. Ini dimaksud membangun pengetahuan kalangan masyarakat umum tentang proses penggunaan media digital serta cara berkomunikasi,” paparnya.
Literasi digital, lanjut dia menjelaskan, sebagai upaya menarik minat baca. Setidaknya ada perubahan sikap dan mengasah kemampuan secara individu terkait penggunaan teknologi digital. Warga diberikan pemahaman tentang penggunaan alat komunikasi, cara mengakses, mengelola, mengintegrasikan, menganalisis dan mengevaluasi informasi.
“Kita membangun pengetahuan baru agar seluruh lapisan masyarakat desa dapat memahami cara berkomunikasi melalui teknologi digital. Sehingga para pengguna nantinya dapat berpartisipasi secara efektif,” ungkapnya.
Dijelaskan Rahmin, ide pendirian pustaka alam lahir secara alami. Itu terpikir karena prihatin menyaksikan kurangnya minat baca di kalangan masyarakat.
Jika dilakukan pembiaran kondisinya akan semakin memprihatinkan. Kemudian Ia mengajak PKBM Lalla Tassiasara bekerjasama mendirikan Pustaka Alam Tangkou. “Akhirnya 1 Januari 2017, pustaka ini dirikan. Tapi kegiatan baru aktif sejak empat bulan lalu,” katanya.
Saat ini Pustaka Alam Tangkou telah memiliki 260 koleksi buku. Sumbangan pemerhati literasi tersebut diharapkan dapat membangkitkan semangat belajar warga. (jml/riz)