METROSULBAR COM(Mamasa)-Desa Limba Debata Kecematan Bambang, Kabupaten Mamasa, Sulawesi barat dengan luas wilayah 9,20 meter persegi ,jumlah Kepala Kelurga 228 ,adalah salalah satu desa yang bertekat mengembalikan namanya menjadi penghasil kopi .
Hal ini diprioritaskan kepala Desa Limba debata “Ide Irawan”untuk menggeser cara pengelolaan produksi kopi dari polah lama ke polah baru atau modern.Desa Limba yang sumber penghasilan masyarakat adalah kopi dan kini tengah mengembangkan kembali produksi tanaman kopi dengan mendatangkan bibit kopi unggul dari luar Daerah.
Kepala Desa Limba” Ide Irawan” menyebutkan menggelolah kopi denhan produksi baru dan unggul lebih baik dibanding dengan kopi-kopi lokal, dan itu akan diusahakan dapat mencapai target guna meningkatkan ekonomi masyarakatnya melalui tanaman jangka panjang .Selain itu ia juga ingin mengengembalikan desanya sebagai penghasil kopi kala itu, tahun 70 an.”
Kepala Desa 3 periode ini , menjelaskan, bahwasanya sejauh ini program tahun 2019 untuk peningkatan ekonomi masyarakat, menganggarkan Dana Desa kepada 9 kelompok tani dengan memberikan bibit kopi rabusta jenis kopi lampung sebanyak 30.000 dari masing 20 Kepala Keluarga dalam rangka menggembalikan masyarakat limba debata sebagai penghasil kopi seperti dimasa lalu, dan targetnya dicapai pada tahun 2023 sampai tahun 2025.
” Jadi masyarakat dan pemerintah desa bertekat supaya desanya dapat menjadi lokomotif kopi di Kabupaten Mamasa, sekarang di semester pertama kita sudah bagikan 20 ribu bibit kopi rabusta jenis kopi lampung dan dibulan 12 nanti akan dibagikan lagi bibit kopi rabika jenis unggu husda sejumlah 20 ribu guna peningkatan ekonomi. Dan kami menargetkan tahap pertama disediakan lahan 1/2 hektar per Kepala Keluarga dan tahap berikutnya 1/2 hektar hingga mencapai 1 hektar per Kepala Keluarga” Sebut Ide Irawan” baru-baru ini.
Kendati demikian masih ada kendalah yang dialaminya yaitu, sarana trasportasi jalan yang masih memperihatinkan seperti dari galung melewati desa salumokanan utara menuju desa limba debata sepanjang 6 km dan dari Salu ruru ke limba -+ 3 km yang masih terisolasih.
Dan ia berharap agar pemerintah pusat provinsi serta Kabupaten supaya memperhatikan peningkatan infrastruktur jalan baik yang berstatus jalan kabupaten maupun jalan kecamatan terkhusus ke desanya sehingga bisa dilewati kendaraan roda dua agar dapat memudahkan masyarakat melakukan aktipitasnya sebagai petani demi peningkatan ekonomi masyarakat.”Kuncinya”
(Wan)