METROSULBAR -Dalam rangka menyambut Bulan Cinta Laut dan melestarikan tradisi Petik Laut, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerjasama dengan Pemuda Indonesia Center (PIC) serta perangkat desa Sotabar, menggelar kegiatan Gerakan bersih pantai dan laut di Pamekasan, Madura, Minggu (05/6).

Koordinator Restorasi, Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KKP, Hery Gunawan Daulay menyampaikan, pihaknya mendukung tradisi petik laut di Desa Sotabar. Sebab, kegiatan tersebut merupakan tradisi turun temurun yang menjadi simbol rasa syukur nelayan kepada Allah.

Hery memaparkan, kegiatan petik laut kali ini bertepatan dengan peringatan hari laut internasional yang jatuh pada 8 Juni. Karena itu, dia hadir langsung untuk memberikan dukungan kepada nelayan utamanya dalam menjaga lingkungan laut.

”Laut ini menjadi sumber kehidupan nelayan, maka kita harus menjaga dan merawat bersama-sama,” ajaknya.

Di hadapan ratusan nelayan, Hery juga mengampayekan gerakan bulan cinta laut (BCL). Gerakan tersebut merupakan bagian dari program unggulan dari KKP RI. Tujuannya untuk menjaga lingkungan laut serta tata ruang laut agar tetap sehat dan bersih.

Saat ini KKP juga sedang menyusun Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang rencana aksi BCL di seluruh nusantara. Hal itu sebagai upaya mendorong langkah percepatan yang komprehensif dan terpadu dalam mencegah pencemaran lingkungan laut dan kerusakan ekosistem perairan serta menjaga kesehatan laut.

”Semua ini juga sejalan dengan Perpres 83/2018 tentang Penanganan Sampah Laut,” ungkapnya.

Hery menegaskan, gerakan bersih pantai dan laut tidak boleh berhenti sehingga dapat mengubah perilaku dan pandangan laut sebagai keranjang sampah. Sebab, laut sudah memberikan banyak manfaat bagi manusia. Sekarang saatnya mengembalikan fungsi laut, mengelola dengan bijak serta mengkonversi sumber daya keanekaragaman laut.

”Tentunya kita ingin memberikan manfaat bagi generasi sekarang tanpa mengesampingkan kebutuhan generasi masa mendatang,” tegasnya.

Data tahun 2021 menunjukkan potensi timbunan sampah di Kabupaten Pamekasan sebesar 100,9 ton dengan presentase sampah yang terkelola sekitar 51,7 persen.

Menurut Hery, hal ini perlu peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan. Minimal dengan tidak buang sampah sembarangan.

Dalam kegiatan tersebut pihaknya juga ikut melakukan bersih-bersih pantai. Hasil sampah yang terkumpul sebanyak 1,5 ton yang terdiri dari sampah organik dan sampah anorganik. Selanjutnya sampah ini dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir dan tempat daur ulang.

Karena itu, dalam kegiatan petik laut tersebut pihaknya mengampanyekan pengurangan sampah melalui Bulan Cinta Laut. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat memantik masyarakat nelayan untuk terus menjaga kebersihan lingkungan laut dari sampah.

”Semoga budaya positif ini bisa menjadi percontohan bagi seluruh pemuda dan nelayan agar ikut berperan dalam menjaga kebersihan, kelestarian dan keindahan laut dan pantai,” harapnya.

Ali Kasim, seorang nelayan yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, mengatakan, peringatan petik laut sudah ada sejak dirinya masih kecil. Tradisi ini terus dikembangkan hingga sekarang. Hanya saja dalam tiga tahun terakhir masyarakat tidak menggelar karena pandemi covid-19.

Menurutnya, kali ini peringatan petik laut paling meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal itu terlihat dari kekompakan nelayan dengan pemerintah desa. Selain itu, sebanyak 86 kapal nelayan ikut serta dalam melestarikan petik laut.

”Disini ada dua pangkalan nelayan, barat dan timur. Alhamdulillah petik laut sekarang ikut semua termasuk dari kepala desa yang sangat mendukung,” tutur pria berusia 72 tahun itu.

Peringatan petik laut tahun ini dirasa sangat istimewa, karena dihadiri pejabat KKP serta pejabat dari Pem.Kab. Pamekasan yang ikut memeriahkan.

Selain itu, kegiatan yang diikuti oleh ribuan orang nelayan desa Sotabar tersebut digelar selama tiga hari berturut, dimana hari pertama diisi dengan penampilan kesenian khas daerah, gerakan bersih – bersih pesisir pantai, pawai kapal nelayan di tengah laut, dilanjut hari kedua diisi dengan khotmil quran, kemudian hari ketiga akan diisi dengan penampilan kesenian ludruk rukun karya.

Penulis= Rifandy/Jaksel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini