Metrosulbar.com – Jakarta – Demikian pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra FX. Arief Poyuono tentang pidato Prabowo Subianto soal ‘tampang Boyolali’ yang kini jadi polemik. Menurut Arief, pidato calon presiden (capres) bernomor urut 02 itu bukan bentuk ujaran kebencian, melainkan penyemangat dan kita seyogyanya mendengarkan pidato tersebut secara utuh nggak sepotong-potong.
“Gaya bahasa Pak Prabowo bukan ujaran kebencian kepada warga Boyolali, namun sebagai bahasa penyemangat agar warga Boyolali bisa terpacu untuk bisa lebih sejahtera lagi,” kata Arief kepada Reporter, di kediamannya, Ahad Malam, (04/11/2018).
Pernyataan Arief itu untuk merespon segelintir warga Boyolali yang melaporkan Prabowo ke Polda Metro Jaya. Laporan itu didasari tuduhan bahwa Prabowo menyebar ujaran kebencian.
Namun, Arief menepis tuduhan itu. Sebab, maksud Prabowo justru demi mendorong masyarakat Boyolali agar makin sejahtera.
Arief lantas mengutip data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Solo Raya yang menempatkan Boyolali di peringkat kelima, dan posisi 11 di antara kabupaten/kota di Jawa Tengah. Menurutnya, tingkat kemiskinan di Boyolali masih sangat tinggi karena di kisaran 12 persen.
Arief menambahkan, ucapan soal ‘tampang Boyolali’ yang tidak bisa masuk mal dan hotel mewah di Jakarta bukan ujaran kebencian. “Jadi candaan Pak Prabowo itu bukan sebuah kata-kata yang dimaksud untuk menciptakan ujaran kebencian,” tandasnya.
Kemudian respon Arief tentang Himbauan Bupati Boyolali untuk tidak memilih Prabowo, maka netralitas Bupati selaku Kepala Daerah patut dipertanyakan yang mana sudah secara terang-terangan untuk mendukung calon tertentu dan ini nggak bagus buat pendidikan demokrasi bangsa,” pungkas Arief. (fri)