Plt. Kadinkes Polman Suaib Nawawi (Foto: Asrianto/ Fms) |
POLEWALI, metrosulbar.COM– Setelah diperiksa petugas Puskesmas setempat, bayi yang memiliki jenis kelamin ganda (ambiguous genital) di Polman, rencananya akan di rujuk ke Makssar, Senin (30/10) pekan depan.
Hal tersebut diungkap Kepala Dinkes Polman Suaib Nawawi, Sabtu (28/10). Ia mengatakan, setelah didata petugas, kemudian pihaknya menyampaikan ke bagian Kesra Pemkab Polman untuk mendapatkan bantuan biaya pendampingan ke Makassar.
“Semua berkas administrasinya sudah lengkap, seperti kartu layanan BPJS. Sekarang tinggal dana biaya pendampingnya. Kalau sudah cair, langsung kami rujuk,” jelas Suaib.
Bidan Pustu Takatidung Rusni mengatakan, Kepala Puskesmas Pekkabata telah mendatangi rumah pasien tersebut, namun karena pasien terdaftar di fasilitas kesehatan (Faskes) Puskesmas Massenga, maka ia diarahkan ke Puskesmas tersebut.
“Sebenarnya pasien ini masuk wilayah kerja Puskesmas Pekkabata, namun karena Faskes-nya terdaftar di Puskesmas Massenga, makanya kami arahkan kesana,” jelas Rusni.
Bayi yang baru berusia sekitar satu bulan ini tinggal di Jalan Andi Latanratu, Kelurahan Takatidung, Polman. Anak pertama dari pasangan Ardianto (24) dengan Warda (21) ini lahir pada tanggal 19 Sepetember bulan lalu dengan berat badan 2,2 kilogram.
Baca: Kejadian Langka, Bayi Berjenis Kelamin Ganda Lahir di Polman
Untuk diketahui, kelamin ganda atau ambiguous genital merupakan kondisi langka dimana penampilan organ kelamin bayi yang baru dilahirkan tidak jelas apakah perempuan atau lelaki. Biasanya, kelamin ganda langsung dapat dikenali segera setelah bayi lahir. Namun, ada juga yang bisa didiagnosis sebelum kelahiran, meski hal tersebut jarang terjadi.
Menurut dr. Zulfatmah, S. PoG, lahirnya bayi berkelamin ganda, disebabkan karena adanya kelainan perkembangan kelamin saat bayi dalam rahim ibunya.
“Penyebabnya bisa karena kelainan genetik, gangguan hormon dan lain-lain,” kata Zulfatmah dokter spesialis kandungan di Majene ini.
Zulfatmah menyarankan, agar terlebih dahulu diidentifikasi DNA si bayi demi memastikan apakah kromosom atau gen pembawa sifatnya jenis XX (wanita) atau XY (laki-laki).
“Kalau sudah jelas DNA-nya, pastikan pula organ-organ pendukung dalam tubuhnya lengkap dan berfungsi. Baru rencanakan operasi,” pungkas Zulfatmah. (ant/har)