Metrosulbar.com — Jakarta — Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyelenggarakan simposium di salah satu Hotel di Jakarta Pusat, Senin Siang, (25/02/2019). Mengangkat tema,
‘Waspada dan kenali DBD secara dini serta peran pemerintah dalam pengendalian demam berdarah’.

Narasumber yang menyampaikan materi adalah dr.
Adityo Susilo,SpPD,K-PTI FINASIM , konsultan penyakit dalam bidang penyakit tropik infeksi dan dr.Siti Nadia Tarmizi, N.Epid, Direktur pencegahan dan pengendalian penyakit tular Vektor dan Zoonotik.

“Penyakit infeksi demam berdarah dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. DBD biasanya terjadi setiap musim hujan.Penyakit ini hanya ditemukan di daerah tropis. Gejala umumnya muncul setelah 4 – 7 hari setelah digigit nyamuk. Tetapi gejalanya muncul paling lambat 2 minggu. Gejala umumnya terjadi selama 5 – 7 hari. Gejala yang dirasakan penderita demam disertai nyeri kepala, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, merasa lemas dan ruam, mual, muntah, diare, batuk, nyeri tenggorokan, pilek, mata merah atau kelenjar getah bening yang membesar. Gejala DBD yang berat termasuk nyeri perut yang berat, mudah memar, muntah darah, mimisan, buang air besar warna hitam atau kejang,” papar dr. Adityo Susilo.

“Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit DBD yaitu memberantas dengan menerapkan gerakan 3M (Menutup, menguras dan mengubur) dengan baik untuk mengurangi wadah larva untuk hidup. Nyamuk ini ditemukan di tempat kering maupun lembab. Digenangan air bersih yang tidak mengalir. Nyamuk Aedes aktif dipagi dan sore hari. Yang menghisap darah adalah nyamuk betina, sekali bertelur bisa mengeluarkan 100 hingga 300 butir telur,” imbuh dr. Adityo.

Menurut dr.Siti Nadia Pemerintah telah melakukan kebijakan gerakan 1 rumah 1 Jumantik yaitu Juru pemantau jentik nyamuk, para petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggungjawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk demam berdarah di wilayahnya. Menyiapkan dokter- dokter yang siap siaga untuk merawat penderita DBD, fogging ke rumah- rumah.

“Sangatlah penting untuk mengenali cara mencegah DBD mengenali penyakitnya. Oleh sebab itu PB PAPDI bidang humas, publikasi dan pengabdian masyarakat mengadakan simposium untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang bahaya dan penanggulangan DBD. Bertujuan memberikan informasi pencegahan, deteksi dini dan penanganan sehingga diharapkan dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena demam berdarah,” pungkas dr. Siti Nadia.
(fri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini