Metrosulbar.com ( Mamuju)-proyek pembangunan sekolah SD saluppea Desa
Saludengen kecamatan tommo kabupaten mamuju provinsi sulawesi Barat tahun 2019 sampai saat ini belum selesai.
Masyarakat setempat meminta pihak kejaksaan melakukan peninjauan dilapangan.
Proyek tersebut menghabiskan anggaran ratusan juta Rupiah ada dugaan proyek tersebut terjadi Mark Up anggaran, sehingga sampai berita ini beredar dipublik Proyek tersebut belum ada tanggapan dari pemangku kebijakan.
Umar Wartawan Metrosulbar group melakukan investigasi dan melihat secara langsung Proyek pembangunan sekolah tersebut sangat di Sayangkan Pembangunannya.
Berdasarkan informasi yang patut dipercayaan proyek tersebut Adalah swakelolah dan tidak diselesaikan
Oleh kepala sekolah tepat pada waktunya
Disebabkan proyek tersebut peninggalan dari pejabat kepala sekolah lama yang itu dijabat oleh Rusli,S.Pd,Ungkap Sumber yang layak dipercaya .
Salah seorang komite sekolah yang bernama Asis,mengungkapkan bahwa
Waktu Kita rapat di rumahnya Pak Dusun saya disekat oleh kepala
Sekolah dia mengatakan diforum rapat tersebut Pak Asis sebagai komite,
terlalu banyak protesnya,namun saya katakan saya tidak protes Pak saya hanya
katakan kenapa tidak memberdayaka
Masyarakat Saluppea sendiri supaya proyek tersebut bisa selesai tepat waktu.
Usalan itu mantan kepala sekolah,tidak menghiraukannya oleh oknum kepala sekolah bernama Rusli,S.Pd.maka nya kasus ini diadukab oleh komite bernama Asis pada KCD ditommo Mamuju.
Setelah diketahui bahwa komite sekolah
Lansung mengadu kepada KCD Pak Rusli
Mengatakan kepada Pak Asis dalam
Kapasitas apa Pak Asis mengadu kepada
KCD? Pak Asis mengatakan bahwa saya
Kapasitas sebagai masyarakat Dusun
Saluppea yang merasa berhak mempertanyakan setiap pembangunan
Yang Ada dilingkup wilayah Dusun saluppea.
Sementara itu Rasmawati Rahman Salah seorang guru disekolah tersebut menjelaskan,semenjak Pak Rusli,S.Pd mengatakan saya baru satu kali diberikan intensif sebagai honorer yakni= pada
bulan Mei 2020 sebanyak satu juta,setelah itu tidak pernah lagi dikasi gaji honor oleh Pak Rusli sampai
Ia berhenti jadi kepala sekolah.
Padahal saya terus mengajar sampai
Sekarang.lain halnya dengan ibu Norma
Yang juga sebagai guru honor di SD saluppea, ibu Norma mengatakan saya
Selama mengajar tidak pernah ketemu
Dengan Pak Rusli.
Karena dulu pernah datang saat proyek pembangunan
Sekolah,berjalan namun saya tidak ketemu.
Dia tidak masuk sekolah ,saya telpon tidak
Pernah masuk,teman2 bilang sama saya
Nomormu diblokir sama kepala sekolah.
Jadi nomor saja diblokir apalagi mau dikasi gaji honor.
Setelah mendengarkan keluhan masyarakat Dusun saluppea di Desa salu dengen kecamatan tommo kabupaten mamuju provinsi sulawesi Barat,media
Metro sulbar lansung klarifikasi kepada
Pak Rusli,S.Pd.yang menjadi Salah seorang penyebab masalah di SD saluppea.
Pak Rusli mengatakan saya baru-baru
Dipanggil Dinas pendidikan dimamuju
Terkait masalah ini,tapi insyaallah saya
Akan selesaikan namun tidak ditarget
Waktu,mengenai masalah gaji guru saya
Tidak bertanggungjawab Karena Dua
Orang guru tidak pernah mengajar,saya
Sudah bicara dengan Pak Nathan kepala
Sekolah baru silahkan bapak yang bertanggungjawab terhadap gaji Dua orang guru itu.
Setelah dikomfirmasi Pak Nathan beliau
Mengatakan saya tidak bertanggungjawab
Pada gaji guru Dua orang guru diwaktu saya tidak menjadi kepala sekolah saya
Mau gaji darimana sementara Pak Rusli
Yang terima Dana Bos sebagai sumber
gaji guru honorer,Ungkapnya saya bisa pertanggungjawabkan disaat saya sebagai
Kepala sekolah .
Di waktu Pak Rusli,sebagai kepala sekolah
Silahkan Pak Rusli sendiri bertanggungjawab Karena Dana Bos Ada
Sama Pak Rusli Dan tidak bisa Pak Rusli
Mengelak Karena mereka ini Dua orang
Guru Ada didapodik.
Tim investigasi ( Umar)
Editor= Redaksi Metrosulbar).