Dinas Pariwisata Sulbar Selenggarakan Pelatihan Kuliner Di Mateng

0
1127
Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kerjasama Dinas Pariwisata Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) laksanakan kegiatan Pelatihan Kuliner Restoran di Wisma Widya Buah, Topoyo, Mateng selama dua hari, yakni hari Senin-Selasa, 25-26 November 2019. (Foto: Ruli)

ADVETORIAL SEKMEN KHUSUS

HARIAN ONLINE METROSULBAR  – Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) kerjasama Dinas Pariwisata Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) laksanakan kegiatan Pelatihan Kuliner Restoran dan Cafe guna menghasilkan sumberdaya manusia di bidang pariwisata.Kegiatan yang diikuti 20 peserta ini dihelat di Wisma Widya Buah, Topoyo, Mateng selama dua hari, yakni hari Senin-Selasa, 25-26 November 2019.Terpantau, sejak pembukaan di pagi hari pertama hingga sore hari, tampaknya berlangsung tertutup.Dalam penelusuran laman ini, sejumlah cafe di Mateng seperti, Cafe Cinta, Citra Cafe, Cafe Mallomo, NewKPK, Cafe Labugis, Cafe Arjuna, Cafe Pokemon, dan Cafe Meet Up pengelolanya tak dilibatkan dalam kegiatan pariwisata itu.

Pelatihan Kuliner Restoran dan Cafe guna menghasilkan sumberdaya manusia di bidang pariwisata. Kegiatan yang diikuti 20 peserta ini dihelat di Wisma Widya Buah, Topoyo, Mateng selama dua hari, yakni hari Senin-Selasa, 25-26 November 2019. (Foto: Ruli)

“Masih banyak lagi pemilik café dan resto yang tidak menerima undangan serta tidak mengetahui adanya pelatihan kuliner khusus pengusaha resto dan cafe tersebut,” kata sumber laman ini di Topoyo.“Kalau dinas pariwisata di sini betul-betul serius mau memberikan pelatihan kepada pelaku usaha dan tidak mau repot, ya cukup undangannya dititip di satu tempat biar kami yang bagi, tidak repot kan. Tapi nyatanya seolah-olah tertutup, contoh di sini ada puluhan cafe dan resto, yang ada hanya satu yang dilibatkan/diundang, dan baru kami tahu. kenapa kami tidak dilibatkan?” Sofyan bertanya, heran.Dengan setengah menggerutu, Sofyan yang juga pemilik Café Meet Up, “Kalau ada pelatihan semacam itu diumumkan saja secara terbuka atau semua pengusaha resto atau cafe diundang, karena itu pelatihan kuliner khusus pengusaha resto dan cafe.”

“Puluhan pengusaha café di sini tidak mengetahui dan tidak dilibatkan,” kata Sofyan lagi. Ia heran, katanya, seolah-olah kegiatan tersebut tertutup dan hanya dikhususkan bagi orang-orang terdekat saja.Terpisah, Remil, pemilik Café Pokem bilang kepada laman ini, “Sama juga saya, jika kami tahu dan ada pemberitahuan kami juga akan ikut, bukan cuman saya yang baru tahu, teman-teman di sebelah pun ga’ tahu kalo ada pelatihan itu.”Menurutnya pelatihan kuliner seperti ini kadang membutuhkan biaya, dan itu kesempatan kita dan teman-teman pengusaha cafe untuk belajar atau diajar dan gratis.Di tempat kegiatan pelatihan itu, tak sedikit peserta yang kemudian diketahui adalah kalangan dalam Dinas Pariwisata Mateng, baik tenaga konorer maupun kontrak. “Hanya beberapa gelintir peserta dari pelaku usaha cafe yang hadir,” kata sumber laman ini.

Terkait peserta yang diduga justru kalangan dinas sendiri, Sumarni, salah satu kapasitas dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar mengatakan, “Memang kalau dilihat dari peserta hari ini banyak hadir dari dinas, tapi itu diluar dari sepengetahuan kami. Yang mengundang dan mendatangkan peserta atau pelaku usaha itu adalah Dinas Parawisata Mateng, kami dari provinsi hanya memberikan fasilitas pelatihan.”Jabbar, dari Dinas Pariwisata Mateng juga bicara kepada laman ini.“Kegiatan ini sendiri bukan langsung dari Dinas Pariwisata Mateng, tapi dari Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar. Kami hanya memberikan fasilitas semacam peserta, permintaan peserta dari sana terbatas, sehingga kita mengundang sesuai bunyi undangan, yakni hanya lima peserta perwakilan dari cafe dan resto.

Jadi tidak semua pelaku usaha terlibat. Uda hadir beberapa perwakilan, seperti perwakilan dari Cafe Restorasi, Wisma Fadillah, dan ada juga beberapa perwakilan dari beberapa desa,” beber Jabbar.Ia tambahkan, ini hanya semacam miskomunikasi terhadap beberapa memilik cafe, seperti tidak mengetahui bunyi yang ada di undangan itu, yang menyatakan 5 perwakilan dari masing-masing cafe dan restoran.“Komunikasi semacam ini ke depan kita akan tingkatkan agar miskomunikasi tidak terjadi lagi antara pengusaha dengan penyelenggara,” katanya.

ABDUL HALIL

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini