Metrosulbar.com — Jakarta — Di tengah korupsi yang masih merajalela, bedah buku Lopa yang tak terlupa masih relevan. Buku berisi fragmen hidup mantan Jaksa Agung dan Menteri Kehakiman Baharuddin Lopa ini dibedah oleh sejumlah pemerhati dan praktisi hukum di Ruang Presentasi Perpustakaan MPR, Kompleks Parlemen Senayan pada Jumat (12/07/2019) lalu.
Buku “Lopa yang Tak Terlupa” ini ditulis oleh Alif We Onggang pada 2001 dan diterbitkan ulang oleh penerbit Imania pada 2019. Lopa adalah legenda hakim yang dikenal bersih, jujur, tanpa kompromi dan berintegritas. Pria kelahiran Pambusuang, Polewali Mandar, 27 Agustus 1935 ini, sampai kini dikenal sebagai ikon penegak hukum antikorupsi. Tak heran bila almarhum Lopa dicintai rakyat bahkan Presiden Abdurrahman Wahid memuji integritasnya sebagai pejuang hukum tanpa lelah.
Bedah buku yang mendapat antusiasme peserta ini dilakukan berkat kerja sama Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR dengan Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat.
Anggota MPR dari Kelompok DPD Muhammad Asri Anas, dalam sambutan acara tersebut mengatakan, mengenang sosok Lopa seperti membayangkan oase keadilan. Karena sosok Lopa, merupakan panutan dan menjadi contoh dalam penegakan hukum dan keadilan.
“Ketika ada ketidakadilan dalam hukum, maka sosok Lopa menjadi perbincangan. Membayangkan Lopa berarti membayangkan keadilan,” ujar pria yang juga menjadi Ketua Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat itu.
Asri Anas menuturkan Lopa merupakan sosok yang selalu menarik untuk dibicarakan. Menurutnya, Lopa menjadi penegak hukum yang tegas karena pengarah budaya Mandar yang berani mengatakan yang sebenarnya.

Sementara itu, Kabiro Humas Setjen MPR Siti Fauziah dalam sambutannya mengatakan, sangat menyambut baik acara bedah buku itu. Apalagi digelar di Perpustakaan MPR yang memang kerap membahas dan membedah buku-buku penting.
“Buku Baharuddin Lopa perlu diketahui oleh masyarakat dan MPR sangat mendukung acara bedah buku ini,” ujarnya.

Buku ini sangat penting dan perlu dibaca, karena banyak pemikiran brilian yang dituangkan dalam buku sehingga kehadirannya di tengah masyarakat sangat bermanfaat.
Diketahui, pembicara yang hadir dalam acara tersebut adalah Dr. Rahmat Hasanuddin, Prof. Dr. Andi Hamzah, Dr. Arief Mulyawan, Prof. Dr. Muhammad Amri, dan moderator M. Ichsan Loulembah.

Penulisnya sendiri yang sedianya menjadi pembicara berhalangan hadir karena sedang berada di luar kota. Penulis mengungkapkan bahwa Lopa adalah figur yang ekstrem dalam pemberantasan korupsi. Lopa adalah karakter yang dapat menyatukan kata dengan perbuatan dan mampu menginternalisasikan nilai-nilai kearifan lokal dan sikap agamais dalam tindakan,” kata Alif yang dihubungi via telepon Senin, (15/07/2019). (fri)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini